Sabtu, 28 Maret 2015

Panduan wisata Melaka - Kuala Lumpur ala Backpacker


Lanjutan dari Melaka ya...




Sabtu, 24 Januari 2015

Melaka – Kuala Lumpur.

Perjalanan Melaka - Kuala Lumpur dimulai ketika bis memasuki jalan tol, pemandangan kembali dengan perkebunan kelapa sawit di kanan kiri jalan. Rupanya banyak sekali ya kelapa sawit disini….  Kalau jalan tol di pulau jawa pemandangannya sawah, perumahan, ruko2, bangunan bertingkat, dll. Kalau di pulau jawa masih banyak perkebunan seperti ini mungkin sudah di manfaatkan oleh beberapa orang untuk membangun perumahan atau mall dsb.

Bis melaju dengan kecepatan sedang rata2 70-80 km/jam, pemandangan yang membosankan membuat saya mengantuk…. Ketika terbangun sudah tiba di gerbang tol dan memasuki kota Kuala Lumpur. Tepat jam 3 sore bis yang kami tumpangi sampai di terminal TBS, terminalnya baguuussss, besaaar, bersiiih, seperti airport internasional luaaas sekali…. Tempat parker bis atau kendaraan pribadi juga waaahhhhh, TOP deh…..

Setelah memasuki terminal TBS kami langsung mencari Surau, ada di lantai 4, setelah itu membeli tiket kereta LRT dari TBS tujuan sentul timur. Terminal TBS ini langsung dihubungkan dengan 3 jalur kereta, ampang line, KLIA express, stasiun KL sental.

Mengingat kami booking hotel di daerah petaling street jadi kami turun di stasiun plaza rakyat. Harga tiket LRT RM 1.70/orang. Tujuan setiap stasiun berbeda harganya tergantung jaraknya. Membeli tiketnya di mesin tiket otomatis, masukkan uang RM 2, pilih stasiun tujuan, berapa orang, tekan ok, langsung keluar coin biru dan uang kembalian dari mesin tersebut. Coin ini nanti dipakai untuk masuk ke stasiun, di pintu masuk tinggal di touch/tempelkan saja coin ke pintu masuk lalu pintu akan terbuka, tunggu kereta sampai datang, kami melewati 6 stasiun, di stasiun ke 7 kami turun. Ketika di pintu keluar, masukkan coin biru di lobang coin pintu supaya pintu bisa terbuka saat keluar dari stasiun.

Setelah itu kami mencari informasi tentang kartu Touch and Go. Atau kartu Rapid KL, dari pada harus mengantri setiap kali naik LRT/MRT. Harga Rapid KL RM 15, jumlah yang terdapat pada kartu RM 10 , RM 5 untuk deposit kartu.



Setelah sampai di stasiun plaza rakyat kami mengikuti petunjuk arah keluar, situasi ketika keluar stasiun plaza rakyat adalah mall disebelah kanannya, bagian depan langsung jalan raya, sebelah kiri hotel besar (lupa ya nama hotel itu…) , setelah itu ambil arah kiri, arah china town, hotel kami Hotel Alamanda Jl. Petaling China Town, lurus terus sampai ada 1/4an lampu merah yang dibawah jembatan penyebrangan, itulah jalan petaling street china town. Setelah melihat 1/4an tersebut langsung belok kiri (ada gapura besar “petaling street”) terus telusuri nomor yang ada. Sedikit sulit mencari hotel ini karena ternyata jalan petaling ini jalanan yang di penuhi oleh pedagang kami lima (seperti pasar baru/tanah abang), akhirnya kami menemukan hotelnya, ada di sebelah kanan jalan.

Kemudian kami cek-in, hotel kami booking via online dengan pembayaran kartu kredit. Ketika cek-in ternyata kamar sudah di bayar oleh kartu kredit, mereka hanya meminta deposit RM 20 untuk jaminan jika kita menggunakan fasilitas hotel, jika tidak ada uang depositnya bisa diambil lagi ketika cek-out hotel. Kami dapat kamar lantai 5 naik dengan lift. Kamar lengkap dengan AC, TV, queen bedroom, bathroom di dalam, handuk dan peralatan kamar mandi. Kami sholat sejenak, bersih2 badan yang sudah lelah biar fresh, setelah itu kami keluar hotel sekitar jam 7 malam untuk ke Masjid Jamek, kami ingin sholat Maghrib disana. Dari petaling street kami coba jalan kaki kearah dataran merdeka kurang lebih 10 menit sampai ke Masjid Jamek, langsung berwudhu karena adzan sudah berkumandang.

Ternyata Masjid Jamek itu posisinya berdekatan sekali dengan stasiun Masjid Jamek. Setelah itu kami ingin ke Bukit Bintang. Saya penasaran dengan nama tempat ini.. bukit bintang?? Seperti apa ya?? Yang ada dalam fikiran saya bukit bintang itu tempat yang sejuk, perbukitan, banyak bintangnya ( seperti di lembang gitu…) romantislah…. Wih, kalau makan disana enak nih… makanya kami tidak makan dulu padahal sudah lapar… karena banyak orang bilang “kalau ke KL jangan lupa datang ke bukit bintang ya…”

Dari stasiun Masjid Jamek kami naik monorail tujuan titiwangsa (line hijau) turun langsung di stasiun bukit bintang. Setelah sampai stasiun bukit bintang, saya nengok kanan kiri mana bintangnya?? Mana bukitnya?? , setelah tiba di sana…. Terkejut dan kecewa karena tempatnya tidak sesuai dengan namanya… tidak ada bukitnya…. Yang ada mall-mall untuk shooping dengan merk2 terkenal seperti GAP, H&M, Manggo, dsblah… ada kafe dan resto2 , banyak bule-bule juga  yang pada makan di resto.  Oalah…. Seperti init oh tempatnya, kalau menurut saya bukan tempat yang menarik untuk di kunjungi, biasa aja seperti SOGO di Jakarta.

Karena sudah jauh2, cape, pegel jalan datang ke tempat ini, lapaar pula disertai rasa kecewa, lengkap sudah…. Karena lapar dan memang mau sekali makan, yang ada didepan kami hanya MacD, ya sudahlah…. Resto itu yang menjadi pilihan kami… jauh2 kesini Cuma makan MacD !!! , MacD paket burger + es krim RM 9.90 , setelah makan cepat2 kembali ke hotel dengan monorail yang sama, sampai stasiun plaza rakyat kami turun menuju arah hotel.

Di perjalanan antara stasiun dan hotel saya merasa lapar lagi… (maklum sedang berbadan 2, jadi porsi makan harus double..hehe…) akhirnya beli makanan nasi goreng ayam, roti cane, teh tarik seharga RM 9.90 dan beli cemilan + air mineral seharga RM 9, semua makanan di bungkus untuk makan di hotel karena ingin cepat2 rebahan di kasur yang empuk karena kaki sudah supeeer pegeel di kereta berdiri, di tambah lagi harus jalan kaki dari stasiun ke hotel.

Sampai di kamar langsung bersih2 badan, ganti pakaian daaan….. makaaaannnn….. lihat jam sudah jam 1 pagi, langsung tiduuur.

Ternyata system transportasi MRT di Singapore dan Kuala Lumpur berbeda ya…. Sekilas sih sama…. Tapi tetap lebih TOP dan disiplin di Singapore.



Minggu, 25 Januari 2015.

Jam 10 pagi mulai berangkat menuju KLCC tower menggunakan LRT dari stasiun plaza rakyat tujuan stasiun sentul timur, interchange di stasiun masjid jamek lanjut ke stasiun KLCC. Setelah sampai stasiun KLCC telurusi/ikuti arah keluar, ketika keluar cuaca sangat terik, langsung belok kiri cobalah melihat ke atas… itulah Petronas Twin Tower, jalan menuju  arah depan baru dapat melihat dengan jelas bentuk dan bangunan gedung ini. Lokasi di depan itu kurang bagus untuk berfoto karena hasil foto akan siluet. 

Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus, masuk saja ke dalam gedung petronas, sudah di dalam gedung lurus terus langsung arah keluar gedung, setelah keluar gedung terlihat taman dan air mancur, terus berjalan sampai dengan bangku2 taman, dari tempat ini hasil foto terbaik yang bisa diambil, jalan terus ke dalam taman terdpat playground untuk anak2 gratis dan kolam renang.  Di taman ini disediakan keran air yang airnya bisa langsung di minum, sekedar pelepas dahaga… airnya bersih dan dingin, terdapat di sebelah kanan kolam renang setelah melewati jembatan terdapat pondokan kecil, itu dia tempatnya…. Kalau membawa botol air minum yang sudah kosong bisa di isi di tempat ini gratis. Sebetulnya bisa naik ke dalam menara petronas tapi harus pagi jam 6 dan dikenakan biaya.. kurang tau saya berapa biayanya.  Setelah puas berfoto ria di petronas kami meninggalkan tempat ini dan langsung menuju batu caves. 


Dari stasiun KLCC kami langsung menuju stasiun KL sentral, setelah di KL sentral kami makan siang dulu mengingat tadi pagi belum sarapan.., kami makan di ayam penyet resto dengan menu soto ayam+nasi, paket daging penyet, es lime, es sirup bandung dengan harga RM 31 , setelah itu sholat dzuhur di jama’ Ashar, lalu membeli tiket KTM komuter tujuan Batu Caves dengan harga RM 2/orang. Melawati 7 stasiun kurang lebih 20 menit sudah sampai di stasiun baru caves. Batu caves ini merupakan stasiun terakhir KTM komuter line dari arah Pelabuhan Klang.


 
Ketika sampai di Batu Caves kami disambut oleh puluhan burung dara berwarna abu2 dan hitam. Batu Caves adalah bukit kapur yang memiliki beberapa kuil dan gua serta anak tangga yang terdiri dari 272, tidak tahu pasti berapa jumlah pastinya karena saya tidak naik sampai keatas mengingat sedang berbadan dua. Pertama kali melihat tempat ini saya kagum karena keindahan alam disini, terdapat patung sangat besar dan tinggi, dan beberapa kuil tempat sembahyang agama Hindu, selain itu banyak juga yang menjual makanan dan minuman serta cendramata khas tempat ini, jadi Batu Caves ini sebetulnya adalah kuil tetapi dapat dikunjungi oleh wisatawan, jika berkunjung ke tempat ini hari senin pasti akan kecewa karena kuil ini tertutup untuk umum untuk hari senin. Setelah merasa puas kami berada disini dengan berfoto ria, kami pun segera kembali menuju KL Sentral dengan membeli tiket  KTM komuter RM2/orang.


Btw, di stasiun batu caves ini ada toilet tapi bayar ya… rata2 RM 0.3 (30 cent) – RM 0.4 tergantung lokasi, jadi siapkan uang pecahan kecil.

Dari Batu caves tujuan kami selanjutnya adalah Dataran Merdeka, setelah di stasiun interchange kami berganti dengan MRT Kelana Jaya tujuan Gombak dan turun di stasiun Pasar Seni. Setelah keluar stasiun pasar seni mengambil arah central market, melewati area sentral market hingga keluar dari jalur sentral market kemudian belok kiri tidak jauh dari tempat ini adalah Dataran Merdeka. Dari pasar seni kami jalan kaki menuju dataran merdeka kurang lebih 10 menit.

Kami berfoto ria di Kuala Lumpur City Galeri, air terjun buatan yang ada di dekat lokasi dan sebuah lapangan besar (seperti alun2) dengan rumput yang berwarna hijau, disana sudah banyak orang2 yang berkumpul dengan keluarga untuk menghabiskan waktu sore bersama.



Lapangan ini dikelilingi oleh gedung2 menjulang tinggi, sangat terasa sekali hempasan semilir angin ketika kami duduk2 di rumput hijau, dari tempat ini terlihat juga menara petronas dan menara KL tower, cukup bagus menjadi background foto2 kami.




Karena sudah sore, tujuan kami adalah kembali ke hotel. Dari tempat ini kami kembali kea rah central market dan mengikuti petunjuk arah menuju petaling street, ternyata dataran merdeka dengan tempat kami menginap cukup dekat, dengan berjalan kaki kurang labih 10 menit kami sudah sampai di petaling street. Setiba di kamar langsung istirahat, AC on…. Weenaeeee, poll….

Setelah sholat Isya kami keluar hotel untuk membeli beberapa souvenir untuk keluarga, teman, dan sahabat kemudian mencari makan malam. Tempat pembelian souvenir tidak jauh karena ada di depan hotel, sepanjang petaling street itu adalah salah satu tempat pembelian souvenir2. Ketika makan malam kami memilih menu nasi, ayam goreng, sambal, bihun kuah, teh tarik dengan harga RM 9.90 kami bungkus pesanan kami untuk di makan di hotel. Dan membeli 1 botol air mineral yang kecil, 1 botol yang besar dan 1 kotak susu milo seharga RM 6.3 , setelah itu kami kembali ke hotel untuk menyantap makanan yang kami beli, dan istirahat…

Untuk kisaran harga oleh-oleh di petaling street ini terjangkau, misalnya saos2 bergambar petronas tower RM 4-6 tergantung size, gantungan kunci 1 renceng isi 5 pcs RM 5, magnet kulkas tergantung model RM3-5/pcs, parfum2 KW RM 20-50/botol tergantung aroma dan ukuran botol, tas2 KW1 yang bermerk, miniature petronas tower RM 30-45, penjual disini masih menerima tawar menawar harga loh…. Ada juga sih harga yang sudah di bandrol (harga mati). 




Senin, 26 Januari 2015.
Persiapan kami mulai dari jam 7 pagi, tujuan kami hari ini adalah Genting Highlands. Genting ini terletak di luar kota Kuala Lumpur dengan waktu tujuan kurang lebih 1 jam dan harus menggunakan bis untuk menuju kesana.
Menurut info untuk ke genting ini naik bis dari terminal putra, jadi dari stasiun plaza rakyat kami menuju terminal putra. Sebelum masuk stasiun kami sarapan dulu dengan menu roti cane biasa, roti cane telur, teh tarik, kopi tarik dengan harga RM6. 
Dari stasiun plaza rakyat langsung menuju stasiun PWTC, setelah keluar stasiun PWTC kami berjalan kaki menuju terminal putra. Ketika kami sampai terminal tersebut kami curiga, q terminal sepi tidak ada bis2 seperti layaknya sebuah terminal…. Wah, jangan2 sudah tidak beroperasi lagi terminal ini.
Sedikit kecewa sih… mana jalan kami lumayan jauh, saking penasarannya sampai mengelilingi terminal  putra, ya sudahlah… kami kembali lagi ke stasiun PWTC dan bertanya kepada petugas mengenai tujuan kami. Mereka mengarahkan ke KL sentral. Akhirnya kami menuju KL sentral dan membeli tiket bis tujuan genting. Pembelian tiket bis tujuan genting ini terletak di luar/bawah KL sentral, masih ingat ketika pertama kali turun bis dari airport LCCT? Nah… disitu beli tiketnya. 
Sebetulnya petugas tadi memberikan informasi, bisa saja membeli tiket bis ke genting ini di stasiun plaza rakyat tetapi beli tiketnya di atas bis takutnya “di tembak” harganya, lebih baik ke KL sentral yang sudah jelas.
Setelah keluar dari KL sentral kami membeli tiket bis tujuan genting dengan harga RM 10.30/orang untuk dewasa oneway sudah termasuk tiket skyway (kereta gantung seperti di TMII), jika ingin membeli tiket twoway (PP) juga bisa harga RM 20.60 tinggal di pilih saja… karena kami tadi salah arah (nyasar dulu ke terminal putra) kami tidak bisa membeli tiket bis yang berangkat jam 10 pagi karena sampai counter bis tadi jam 10.15 , bis yang yang 10 pagi sudah berangkat. Jadwal bis tujuan genting ini tidak setiap jam ada, hanya ada jam 8 pagi, jam 10 pagi, dan jam 12 siang. Dengan sangat terpaksa kami menunggu bis yang berangkat jam 12 siang.
Di tiket genting ini terdiri dari 2 bagian tiket , untuk bis dan untuk skyway. Ketika naik bis, bagian tiket bis akan di sobek, sisa tiket untuk skyway, jangan hilang karena nanti akan di gunakan saat naik skyway.

Kenapa saya ingin sekali ke genting?? Padahal Cuma naik kereta gantung aja kan?? Memang hanya kereta gantung. Tapi bukan kereta gantung yang ingin saja lihat… kereta gantung di TMII pemandangannya rumah2 adat, danau replica pulau2 Indonesia. Tapi di genting ini pemandangannya… Masya Allah… pemandangan alam yang menakjubkan, melewati beberapa lembah dan gunung (pastinya kereta gantungnya naik turun) dengan jarak kurang lebih 3-4 KM. hal ini yang memacu saya untuk datang ke genting, sekalian uji adrenalin…
Kami menunggu kurang lebih 1 jam, dari pada kami menunggu di tempat tunggu bis tujuan genting lebih baik kami menunggu di ruang tunggu di dalam (area KL sentral) yang jelas lebih nyaman, kalau nunggu di ruang tunggu bis tujuan genting kurang nyaman karena bau asap kendaraan yang sedang lalu lalang di area tersebut.
Sebetulnya harga tiket bis tujuan genting adalah RM 4.30 tapi sudah di paket dengan tiket skyway harga RM 6, jadi harganya sudah di paket (bis+skyway) RM 10.30 .  Ada juga paket wisata di genting harga RM 68 bisa dibeli di counter tiket bis, harga paket wisata tersebut sudah termasuk 2 arena permainan (indoor dan outdoor). Selain bis ada juga taxi untuk ke genting ini, harga taxi sekitar RM 45-50 tawar menawar dengan supir taxi, pilih saja mana seleranya.
Jam 11.30 kami mulai menuju bis tujuan genting dari ruang tunggu KL sentral. Bis kami sudah terlihat berwarna merah ati bertuliskan Resort Word Genting, bagus juga bisnya.. ketika pintu bis terbuka semua penumpang mengantri untuk masuk ke dalam bis. Kami dapat nomor bangku 3 & 4 yang ternyata posisi bangkunya terletak di belakang supir…
Tepat jam 12 siang bis berangkat, jika ada penumpang yang terlambat akan di tinggal, on time sekali ya…. , bis mulai keluar dari area KL sentaral menuju Genting. Ternyata lalu lintas maceettt…. Menurut supr perjalanan ke genting kurang lebih 2 jam, lama juga ya…. Ya sudah nikmati saja perjalanan ini, karena genting adalah tujuan akhir wisata kami di Kuala Lumpur.
Ternyata perjalan menuju genting tidak sejauh yang kami bayangkan, sekitar 1 jam kami sudah sampai di genting. Genting itu tempatnya seperti puncak Bogor, perjalanan tadi juga sempat belok2 dan naik-turun. Genting tempatnya sejuk dan dingin, banyak villa dan hotel di sepanjang jalan, tapi sepertinya disini jauh kemana2 cocok tempat untuk istirahat saja. Bis berhenti di terminal Gothong.
Di genting ini terdapat skyway, permainan outdoor, indoor, kasino, dll. Setelah bis berhenti kami langsung menuju genting skyway complex, ikuti saja arah menuju skyway (lantai 1), siapkan tiket skyway karena akan diminta saat di pintu masuk skyway. Kami mulai melihat skywaynya… kami langsung menuju antrian skyway, tiket diserahkan ke petugas dan langsung naik skyway.



Arah skyway kami adalah dari lembah, begitu keluar dari stasiun skyway, skyway langsung menaiki bukit, tak lama kami sudah berada diatas bukit, Masya Allah…. Begitu besar ciptaan-Mu ya Rabb…. Kau maha pencipta seluruh isi bumi dan jagat raya… ketika berada diatas kami bisa melihat gunung2 dan bukit2, karena memang berada diatas gunung, skyway bergerak mengikuti arah gunung, naik dan turun sangat menguji adrenalin kami.

 
Di dalam skyway kami tidak berdua tapi bersamaan dengan wisatawan lain dari timur tengah sepertinya karena wanitanya bercadar mereka pun tak hentinya mengucapkan kebesaran ciptaan Allah.

Begitu sampai puncak skyway sempat berhenti beberapa detik, ketika skyway berhenti kami bingung kenapa berhenti??? Tak hentinya kami yang berada dalam skyway mengucapkan Istighfar… takut terjadi sesuatu karena kami benar2 jauh diatas tanah… tapi tak lama kereta kembali berjalan lagi, Alhamdulillah…. Hati kami jadi ploooongggg.
Setelah melewati puncak skyway mulai berkabut sehingga jarak pandang kami pun terbatas kira-kira 3 meter jarak pandang kami dapat melihat pemandangan sekitarnya, benar2 menguji adrenalin, sekitar 2-3 menit jarak pandang kami tertutup oleh kabut tetapi setelah itu kabut hilang dengan sendirinya, ketika kabut turut udaranya sanggaaattt sejuk sehingga dapat merasakan hembusan angin di wajah kami. Tak lama dari turunnya kabut itu sampailah kami pada tujuan kami, mulai terlihat gedung/stasiun skyway, jarak tempuh antara lembah (saat naik skyway) dan gunung (saat turun skyway) sekitar 15-20 menit dengan jarak kira-kira 4 km.


Setelah tiba di gunung, kemana tujuan kami? Kami hanya melihat2 sekeliling gedung karena sedikit gerimis kami tidak bisa keluar ruangan kami menikmati pemandangan di gunung highlands ini, karena kami belum sholat Dzuhur kami mencari Surau yang tidak jauh dari pintu keluar skyway. Setelah itu kami mencoba keluar gedung sebentar dan ternyata kabutnya turun lagi… sejuk dan dingin…

Karena kami tidak berniat mengunjungi permainan indoor maupun outdoor setelah merasa puas berada di tempat ini kami kembali menuju lembah dengan naik skyway lagi. Karena awalnya kami hanya membeli tiket oneway jadi kami harus membeli tiket skyway untuk kembali ke lembah menuju bis. Harga tiket skyway RM 6/orang. Perjalanan kembali menuju lembah ini situasinya sama seperti pada saat kami menuju puncak gunung, kabut turun dengan lebat bahkan jarak pandang kami hanya sekitar 1 km kabutnya sangat tebal. 
Saya pribadi sebagai orang awam sempat berfikir, siapa arsitek yang merancang skyway ini?? Pintar sekali orang itu bisa mempunyai pemikiran untuk membuat transportasi seperti ini melewati beberapa gunung dan lembah, belum lagi saya melihat pondasi dari bangunan skyway ini yang begitu kokoh, belum lagi perawatan2 skyway dan jalurnya….,  Coba saja di Indonesia di daerah2 pelosok yang tidak terjangkau transportasi darat bisa menggunakan transportasi skyway seperti ini, selain dapat menolong penduduk yang terisolasi dapat juga dijadikan wisata yang sangat menarik….
Separuh jalan kami lewati lintasan skyway tak lama gerimis… dalam perjalanan pulang ini hanya kami berdua yang ada di dalam skyway, gerimis mulai terasa deras dan udara semakin dingin, di tambah lagi jendela atas yang terbuka untuk sirkulasi udara di dalam skyway semakin banyak udara yang masuk semakin dingin di dalam skyway tentu menambah adrenalin kami terpacu… semakin khawatir dengan perjalanan ini…. Saya bertanya dalam hati “kapan sampai di lembah? Lindungi kami ya Allah….” , ketika hujan semakin deras tak lama lembah tujuan skyway kami pun terlihat dari atas, Alhamdulillah kami sampai tujuan.  Tak terbayang oleh saya saat hujan deras kami masih berada di dalam skyway bisa-bisa jantung saya berdetak kencang karena merasa ketakutan… 
Setelah turun dari skyway kami langsung menuju lantai 3 untuk membeli tiket bis tujuan KL Sentral. Ternyata jadwal bis tujuan KL sentral adanya jam 6.30, what??? Masih lama… karena ketika saya lihat jam di counter tiket bis baru jam 3 sore. Terlalu lama kalau kami harus menunggu sampai 3 jam lebih. Akhirnya kami memilih alternative lain, kami mencari bis tujuan terminal pudu karena bis tujuan terminal pudu jadwal berangkat jam 4.30 sore, ya… tak apalah… nunggu sekitar 1 jam dari pada harus menunggu jampai jam 6.30 , tiket bis Genting-Terminal Pudu harganya RM 4.60/orang. Sambil menunggu jadwal pemberangkatan bis, kami menunggu di kantin yang tidak jauh dari ruang tunggu bis, kami memilih menu mi goreng, pisang goreng (3 pcs), teh tarik, air mineral seharga RM 12, lumayan mahal ya…. Maklum tempat wisata…
Ketika sudah jam 4 kami menuju tempat tunggu bis, sudah banyak penumpang lain yang menunggu, sekitar 15 menit kami menunggu bis datang dan semua penumpang naik, kami dapat nomor bangku 43 dan 44 ternyata paling belakang…. Tepat jam 4.30 bis mulai melaju meninggalkan genting highlands.. wooow mantap kami duduk di belakang bangkunya sedikit tinggi di bandingkan bangku2 yang ada di depan kami, jadi ketika bis naik atau turun belok kanan atau belok kiri mengikuti jalan kami terasa terbang dan seperti naik halilintar di Dufan… , kerena sedikit lelah dengan perjalanan selama di genting highlands saya sempat tertidur di bis dan ketika bangun sudah berada di dalam kota, perjalanan dalam kota sedikit macet karena bertepatan dengan orang jam pulang kantor sepertinya. Sampai di terminal pudu sekitar jam 5.45 sore kami langsung turun dari bis dan mengikuti arah jalan keluar terminal pudu. Ternyata terminal pudu itu menyatu dengan mall. Mall di atas gedung dan terminalnya di basement.
Ketika sampai diluar terminal betapa terkejutnya kami ternyata sudah berada di Plaza Rakyat area,  what ??? kami berdua tertawa lepas, tak habis fikir… ternyata kami sudah di putar-putar dan di bikin pusing oleh peta.  Oalaaaahhhhh…… kalau tau begitu tadi pagi ketika ingin pergi ke Genting beli saja tiket bis di terminal pudu yang ternyata jadi satu tempat dengan plaza rakyat, ga muter-muter harus ke terminal putra segala, mana udah ga beroperasi …..!!  hedeh… maklumlah kami selama di Kuala Lumpur ini tidak memakai jasa pemandu wisata, kemana pun kami pergi hanya berdasarkan peta, bertanya pada petugas, dan modal nekad.
Jadi nanti kalau lain waktu ingin pergi ke Genting Highlands jika berada di daerah petaling china town langsung saja ke terminal pudu, lokasinya di bawah/basement mall plaza rakyat, tidak usah muter2 ke KL sentral harga bis sama saja, lumayan hemat waktu kan…
Ketika keluar dari terminal pudu hujan turun sangat lebat sehingga membuat langkah kami terhenti sesaat untuk meneduh. Setelah hujan berhenti kami meneruskan perjalanan kami menuju hotel untuk istirahat, ketika melewati rumah makan kami membeli nasi, kari sapi, cah baso ikan, teh tarik dengan harga RM 8.5 (porsinya banyak bisa untuk berdua tp tergantung isi perut masing2 sih…) makanan kami bungkus untuk di makan di hotel.
Tak lama sampai hotel waktu Maghrib sudah tiba, kami sholat dulu kemudian makan. Sekitar jam 9 malam kami pergi keluar hotel menuju Cental Market untuk membeli coklat, jaraknya dekat dengan hotel bisa jalan kaki sekitar 10 menit. Ketika sampai disana sedang banyak promo rupanya… promo coklat beli 2 gratis 1, beli 5 for RM 12.5 , macam2 deh promonya… coklat yang di tawarkan ada coklat rasa green tea, rasa duren, rasa tiramisu, rasa pedas (cabe merah), setelah beli coklat selesai kami kembali menuju hotel dan melewati toko pembelian souvenir… beli lagi sedikit souvenir karena masih ada yang kurang, setelah itu langsung ke hotel dan istirahat. Sambil menonton tv kami menyempatkan untuk menelpon anak-anak di rumah mereka senang sekali kami telpon, setelah itu go to sleep….

Notes : hotel tempat kami menginap ini lokasinya cukup jauh dari jalan raya dan sedikit kesulitan menuju hotel karena jalan menuju hotel tertutup oleh pedagang jika datang siang sampai malam hari, jika datang ke daerah ini pagi di bawah jam 11 jalanan kosong karena belum ada yang berjualan. Tapi untuk fasilitas okelah… ,  Jika ingin mencari hotel daerah petaling cari saja yang di pinggir jalan raya atau yang tidak terlalu jauh dari jalan raya, seperti beberapa hotel yang saya lihat ada di daerah ini yang letaknya berada di pinggir jalan raya (biar jalan kakinya tidak terlalu jauh) seperti hotel dragon inn, ranting guest house, hotel seven nine, savanna hotel, keempat hotel tersebut berada di pinggir jalan raya, tetapi saya belum tau fasilitasnya… hanya saran saja.





Selasa, 27 Januari 2015.
Hari ini kami persiapan pulang menuju rumah, packing2 barang, ternyata tas kami “ber-anak” alias tambah banyak, yang tadinya hanya membawa 2 tas gendong kenapa jadi nambah 2 tas lagi??? Hehehe…. Oleh-oleh ternyata..
Jam 10 pagi kami cek-out dari hotel dan mengambil refund dari deposit pada saat kami cek-in RM 20 , untuk mengganjal perut kami membeli roti 2 pcs, teh tarik hangat, dan air mineral dengan harga RM 4.6 langsung menuju stasiun plaza rakyat dan interchange di stasiun masjid jamek kemudian naik KTM ke KL sentral.
Ketika touch kartu rapid kami sisa saldo RM 3.6 kemudian kami Tanya ke petugas, ternyata kartu ini tidak bisa di refund (tidak seperti kartu STP di Singapore) dan masa berlaku kartu rapid ini sampai 2 tahun, jadi sisa saldo mengendap di kartu ini…. Yah….. sedikit kecewa sih, kenapa tidak seperti di Singapore ya ??
Untung saja masih ada uang refund deposit dari hotel tadi, kalau tidak ada uang refund deposit tadi kami mungkin kehabisan uang untuk beli tiket bis KL sentral – Airport , (maklum bawa dana pas-pasan, jadi begini nih… dag… dig… dug… der…. Hehehe….
Tiket skybus RM 10/orang tujuan airport, bis berangkat jam 11.10 siang, bis melaju dengan kecepatan kira-kira 90-100 km/jam, lumayan ngebut nih pa supir… perjalanan menuju airport juga tidak macet….., dan Alhamdulillah perjalanan memang lancar.
Kami pulang dengan pesawat Lion air landing jam 15.15 waktu Kuala Lumpur dari KLIA2, lebih baik kami menunggu di airport datang lebih awal biar tidak ketinggalan pesawat… sampai di KLIA2 jam 12.15 ketika turun bis langsung saja jalan lurus ada lift khusus penumpang naik sampai lantai 2 kemudian ganti lift untuk naik ke lantai 3. Kalau tidak membawa kereta dorong langsung naik lantai 3 saja.
Lantai 3 adalah terminal keberangkatan di KLIA2, ketika memasuki pintu lantai 3 sudah banyak informasi tentang jadwal penerbangan mulai dari airasia, lion air, malindo, dsb , karena kami menggunakan lion air, kami langsung menukar tiket dengan boarding pass langsung menuju counter W, masuk bagasi 2 tas (tas yang besar-besar), setelah itu seharusnya kami langsung masuk pintu L1, L1 ini pintu masuk khusus penumpang yang sudah memiliki boarding pass.
Karena masih jam 1 siang dan boarding jam 14.50 kami makan dulu di KFC dengan menu paket nasi, 2 ayam, onion czy total RM 17.30 , masih ada uang ringgit di dompet RM 16 plus recehan beberapa cent ada 50 cent 2 keping, 20 cent 2 keping, 10 cent 3 keping dan 5 cent 1 keping. Alhamdulillah masih ada uang… pas sekali… selain uang pecahan tersebut kami sudah tidak memiliki uang ringgit lagi,  jika ada apa2 terpaksa mencari money changer…., ya sudah makanlah di KFC sambil menunggu waktu. Ketika saya melihat keluar jendela hujan besar… wah, jangan-jangan delay nih berangkatnya karena cuaca…


Selesai makan di KFC, kami langsung menuju pintu L1, tetapi di tengah perjalanan menuju pintu L1 kami melihat tulisan “airport tax in KL tidak mahal” waduh…. Iya bayar airport tax !! bayar airport tax berapa nih??  Di dalam ada money changer ga?? Dag-dig-dug-der ……
Ketika masuk pintu L1 melewati petugas imigrasi kami langsung di suruh masuk dan jalan ke ruang tunggu…. Berarti tidak bayar airport tax ya??? Atau mungkin airport tax sudah include di harga tiket??? Ga tau deh… yang jelas sudah aman, tinggal menunggu pesawat datang di ruang tunggu.
Seharusnya boarding  jam 14.50 waktu KL tetapi dapat info dari petugas ada delay dari Jakarta. Ehm…. Lion seperti biasa ya terkenal dengan delaynya…. Menurut petugas pesawatnya masih di perjalanan sampai terminal KLIA sekitar jam 15.30 , waah…. Lumayan nunggu sekitar 1 jam nih…. hope everything is fine. Sambil nunggu pesawat datang nyemil coklat green tea yang kemarin beli di pasar seni.

 
Jam 15.45 pintu boarding sudah dibuka, kami flight dengan Lior air JT 281 tujuan Kuala Lumpur Jakarta, dan dapat nomor bangku 15E dan 15F, ternyata posisi kami di tengah-tengah badan pesawat… no problem sih.. karena dekat dengan jendela, jadi bisa melihat pemandangan ke luar. Pesawat take off jam 16.15 waktu KL, see you KL…. 
Perjalanan ini memakan waktu sekitar 2 jam, tetapi karena perbedaan waktu 1 jam kemungkinan sampai di Jakarta sekitar jam 5 sore. Selama di dalam pesawat kami nyemil coklat green tea dan permen selain itu melihat keluar lukisan awan Sang Maha Pencipta yang begitu indah…
Kira-kira 1 jam perjalanan di udara, kami diberikan form kedatangan yang harus diisi dengan lengkap dan kemudian form tersebut diserahkan kepada bea cukai bandara. Form ini sifatnya memberikan informasi mengenai barang-barang yang di bawa dari luar negri yang masuk ke Indonesia, jika melebihi USD 250 atau USD 1000/ keluarga maka akan di kenakan pajak barang masuk.
Pemandangan diluar jendela hanya awan putih yang dapat dilihat, ditambah sedikit guncangan-guncangan kecil yang ada. Masya Allah…. Ciptaan Engkau begitu sempurna ya Allah… berada di langit ke berapakah hamba saat ini ??? mungkinkah di langit ke 3 atau ke 4 ??? melihat kebawah semua serba putih bahkan daratan pun tak Nampak. Dari sekian banyaknya awan putih dan tebal tidak ada 1 pun yang bentuknya sama bahkan terlihat tak berujung…
 
Alhamdulillah perjalanan pulang ini cuacanya berawan sama seperti pada saat berangkatnya. Tadi ketika makan di KFC airport KLIA2 sempat hujan besar dan berharap hujan berhenti saat kami take off…. Alhamdulillah doa kami terkabul, pada saat take off tadi cuaca sudah cerah kembali.
Terasa mual dan pusing saat take off tadi mungkin karena tekanan udara ya… waktu menunjukkan jam 16.30 saya rasa sudah masuk waktu Jakarta… saya sudah membayangkan nikmatnya makan bakso kuah ketika sampai di rumah…..ehm… jadi ngecesss…hehehe….hehe…..
Garis-garis daratan mulai terlihat dari jendela pesawat, kemudian lampu-lampu seat belt menyala, tak lama ada informasi bahwa sebentar lagi pesawat akan landing…. Tak lama laut pun mulai memancarkan kilaunya, Nampak juga pulau-pulau kecil dan beberapa perahu nelayan, mungkin itu pulau seribu…. Lalu terlihat komplek pergudangan dadap, rawa, bahkan badan pesawat semakin dekat dengan daratan…. Dan tepat 17.20 WIB pesawat mendarat dengan sempurna. 
Alhamdulillah….. pesawat sudah berhenti, saatnya ambil tas2 dan turun dari pesawat. Terima kasih crew Lion air JT 281 telah membawa kami ke Jakarta dengan selamat.
Turun dari pesawat kami menunggu bis khusus penumpang yang membawa kami hingga ke ruang pengambilan bagasi, karena jarak dari pesawat cukup jauh. Setelah itu kami mengikuti arah jalan keluar dan pengambilan barang, hingga akhirnya keluar dari terminal 2, dan mencari taxi tujuan ke rumah kami tercinta. Setelah nego akhirnya kami naik taxi dengan biaya Rp 130.000,- ketika sudah berada di dalam mobil (taxi) dan sudah setengah jalan supirnya ini sedikit menggerutu tariff segitu kurang kalau harus mengantar ke daerah rumah Ibu…. What ?? ternyata yang tadi di bandara itu calo… buat pengalaman, kalau yang menawarkan itu calo, pastikan lagi ke supir yang mengantar ongkos yang telah disepakati bersama. Saya pun sedikit jengkel dengan tingkah laku supir ini karena mengendarai mobilnya tidak pilih2 jalan, jalan rusak pun tetap di “hajar” jalan terus tanpa mengurangi kecepatan. Sampai akhirnya suamiku bilang “pa, ongkos nanti saya tambah Rp 20.000 tapi bawa mobilnya yang bener”, baru deh…. Bener pilih jalan…. Jengkel banget sebenernya!
Karena di perjalanan macet akhirnya sekitar 1 jam kami sampai rumah, kalau tidak macet sekitar 40 menit seharusnya sudah sampai rumah…  ketika sampai di rumah, lingkungan rumah sangat sepi, ternyata anak-anak sedang mengaji, setelah itu langsung bongkar oleh-oleh…. Dan makan bakso……

Sekian perjalanan kami ke Kuala Lumpur, Singapore dan Melaka ala backpacker…. Semoga dapat memberi inspirasi dan pengalaman bagi temen-temen yang ingin berpetualang di Negara tetangga…


Wassalam,

Selasa, 24 Maret 2015

Panduan Wisata SIN - Melaka via bis ala Backpacker




Terminal Larkin – Melaka

Jum’at, 23 Januari 2015.

Melanjutkan wisata Singapore. Terminal Larkin ini sudah masuk Malaysia ya.. Sesampainya di terminal Larkin sekitar jam 2 siang, bis dari Singapore tadi langsung masuk terminal dan semua penumpang turun membawa barang2 bawaannya.   

Di terminal ini banyak sekali calo2 bis, hati2 saja karena mereka akan merayu dan memojokkan kita untuk beli tiket dari mereka. Jika mereka bertanya “mau kemana?” jawab saja “ke Melaka”, mereka bertanya lagi “tiket sudah ada?” jawab saja “sudah ada, kami mau makan/sholat dulu” (cari alasan supaya mereka tidak membuntuti kita terus). Jika kita sudah menjawab dengan sendirinya mereka akan menjauh dan berhenti mengikuti, tapi jika kita diam saja atau hanya geleng2 kepala mereka akan terus mengikuti.

Setelah itu kami merasa lapar, kami mencari warung makan. Disini baru kami bisa menemukan makan enak dan makan sempurna (bukan fast food). Karena ketika di Singapore kami makan KFC/MacD, Burger king, yang lain sepertinya meragukan (halal/tidaknya).

Di terminal Larkin kami makan nasi campur (sayuran acar bumbu kuning wortel buncis kembang kol, kerang balado) nasi goreng ayam, teh tarik, kelapa muda, dengan harga RM 23.80 , btw kerang nya itu besar2… 1 lagi nih, di Malaysia jika ingin memesan minuman es teh bilangnya “ice tea o” , kalau bilangnya Cuma es teh nanti di kasihnya teh tarik. 



Setelah makan kami sholat di Mushola lantai 3, kemudian baru mencari tiket bis tujuan Melaka. Btw, toilet disini bayar juga sekitar RM 0.3 (3 cent). Berdasarkan referensi dari terminal ini naik bis causeway link, ketika sampai counter tiket jadwal berangkatnya jam 3.30 terlalu lama kami menunggu. Akhirnya kami mencari bis yang sudah siap untuk berangkat atau setidaknya kami tidak lama menunggu, kebetulan ada bis City Express harga RM 20.90/orang ya sudah kami naik bis tersebut, sekitar 10 menit menunggu akhirnya bis datang. City Express ini bisnya bagus, desainnya modern, di dalamnya bangku 2-1, jarak antar kursi leluasa bisa untuk selonjoran, nyaman sekali kami naik bis ini untuk menuju Melaka.



Sekitar jam 3.45 bis mulai melaju dari arah terminal Larkin menuju Melaka dan perjalanan akan di tempuh sekitar 3 jam jika lancer. Pemandangan dari Larkin menuju Melaka tidak jauh berbeda dengan pemandangan dari airport Kuala Lumpur ke KL Sentral  jalan tol yang diapit oleh perkebunan sawit. Supir bis melaju tidak terlalu ngebut sekitar 70-80 km/jam, bawa kami dengan aman sampai Melaka ya pa supir….

Setelah keluar jalan tol Melaka, memasuki kota Melaka mulai terlihat perumahan2 penduduk, tadi juga sempat melihat lapangan udara. Perjalanan dari keluar tol Melaka macet sekali padat merayap. 

Sekitar jam 7 malam akhirnya bis yang kami naiki berhenti di terminal, namanya Terminal Sentral Melaka, semua penumpang turun. Ketika turun dari bis sudah banyak supir2 taxi mendatangi kami bertanya “mau kemana?” saya menjawab Jonker Street, mereka member harga RM 20, saya tidak mau… lebih baik saya naik bis/angkutan umum lagi menuju tujuan yang di maksud. Kami masuk ke dalam terminal mencari bis tujuan Jonker Street, Tanya saja kepada petugas yang ada atau lihat saja arah/petunjuk yang ada di terminal, cari tempat pemberangkatan domestic (dari trun bis tadi aga ke kanan sedikit) cari bis no.17 , ketika bis datang wah….. berebutan sekali… bis penuh ada yang berdiri…. Kalau nunggu bis setelah ini pasti tambah malam sampai sana… mau tidak mau walaupun penuh kami naik bis yang baru datang ini. Rupanya banyak “bule” juga di bis ini. Sebelum  naik sediakan uang kecil untuk membayar bis, karena bayar dulu ke supir setelah itu boleh masuk ke dalam bis. Tariff bis RM 1.50/orang. Setelah bis penuuuh sesak baru bis melaju ke arah Jonker street.

tiket bis Melaka Sentral-Jonker Street ( RM 1.50 ) , tiket bis Jonker Street-Melaka Sentral ( RM 2.00 , pulangnya menuju Kuala Lumpur ).




Perjalanan sekitar 15 menit kami sampai di area Jonker Street dan turun di Red Church. Sempat bingung kemana arah kami selanjutnya??? Mana sudah sedikit gelap… kami maju beberapa langkah dari turun bis ternyata di sebrang jalan ada jembatan terlihat tulisan Jonker Street, tak salah lagi… kami harus masuk ke daerah itu karena penginapan kami di jonker street area. Langsung kami berjalan menuju arah tersebut, menyebrang melewati jembatan, ternyata jonker street itu seperti pasar malam ramai sekali banyak yang berjualan makanan dan minuman serta pernak pernik. Kami jalan terus menelusuri para pedagang dan tengok kanan kiri mencari penginapan kami.

Jonker Street ini rupanya panjang sekali… sambil membeli minuman kami mencoba bertanya kepada pedagang tentang keberadaan penginapan yang sedang kami cari. Nama motel yang sudah kami booking adalah Motel Sayang-sayang (pilihan kamar queen bed with private bathroom)  Setelah saya bertanya mereka bilang “disini banyak nama motel sayang-sayang, ada 3, yang kalian cari alamatnya dimana?” saya langsung berikan alamat lengkap kepada mereka, mereka langsung menghubungi motel yang di maksud dengan bahasa mereka.. saya kurang mengerti percakapan mereka, setelah itu mereka mengatakan “tidak jauh dari sini masih lurus adanya di sebelah kiri jalan” tapi mereka berinisiatif untuk mengantar kami hingga sampai ke motel yang di maksud.

Memang tak sampai 5 menit berjalan kaki kami sampai di motel yang di maksud. Tetapi di pintu masuk motel terdapat tulisan “cek in jam 2-5, after 6pm no receptionist on duty”. Waduh….. sementara kami sampai tempat itu jam 8 malam. Mereka yang mengantar kami menelpon lagi ke nomor telpon yang terdapat di alamat tadi dan memberitahu bahwa tamu sudah sampai motel tetapi pintu di kunci. Penanggung jawab motel bilang “memang tidak ada yang bertugas setelah jam 6 sore, di tunggu saja nanti ada yang datang membuka pintu”. Setelah mereka mengantar kami mereka langsung kembali ke warung mereka. Saya bilang “terima kasih ma’ci… sudah membantu, saya ganti pulsa telpon ya..” , mereka bilang “tidak usah, kami senang membantu”, ya sudah…. Alhamdulillah masih ada orang baik yang menolong kami lagi.

Kami sudah membayangkan setelah perjalanan jauh ini sampai di penginapan langsung istirahat tetapi kenyataannya ???? ,  Lumayan lama kami menunggu sekitar ½ jam orang yang kami tunggu baru datang, kami langsung cek in, jam 8.45pm baru bisa masuk kamar. Kami istirahat sebentar jam 9.30pm kami keluar untuk mencari makan karena perut terasa lapar. 

Oiya, kami cek in disini kami tidak di minta uang pembayaran, karena pembayaran kami menggunakan kartu kredit dengan harga RM 77.40 melalui internet pada saat booking motel dari rumah, kami hanya diminta membayar service sebesar RM 2 kalau tidak salah. Fasilitas yang kami dapat kamarnya queen bed, handuk, kamar mandi di dalam, AC. 

Rupanya mencari makanan di area ini sedikit mengalami kesulitan, sepertinya makanannya meragukan (dari segi halal/tidak), kami menelusuri jalan jonker street sampai kami menemukan kantor panduan turis, saya bertanya “cari makanan yang halal disini dimana?” petugasnya bilang “di restoran …..” maaf saya lupa namanya, pokoknya yang ada nama “nyonya” gitu… kami langsung mencari resto yang di maksud, kami sempat melihat resto yang bertuliskan “nyoya” tetapi sudah tutup. Memang sudah malam juga sih… sekitar jam 11 malam, para pedagang tutup toko jam 11.30 malam. Terpaksa kami mencari makanan lain tetapi tidak ada yang sreggg…. Sampai akhirnya kami menemukan “es cendol duren” dan “coconut shake” ga ada salahnya di coba. 

Es cendol duren isinya cendol (tapi kurus2..), kacang merah, jagung manis, 2 biji duren, es serut dan gula merah cair dengan harga RM 6/mangkok, karena toko ini sudah mau tutup jadi kami bungkus es cendol duren nya.  Coconut shake adalah kelapa muda yang di sajikan dengan batok kelapa yang di kupas (tinggal batok kelapanya aja, seperti kelapa muda) harga RM4. Kedua minuman ini sepertinya enak…….. untuk makanan kami tidak membeli, sesampainya di kamar kami langsung menikmati kedua minuman itu, dan….. enaaakkkknya maknyossss, untungnya masih ada roti selai stawberi 4 pcs dan telor rebus 2 buah yang di dapat dari sarapan tadi pagi di hotel Singapore yang tidak habis dan kami bawa, itulah makan malam kami….

Setelah makan kami istirahat dan tidur karena sudah jam 1.40 pagi waktu Malaysia, karena besok pagi kami ingin jalan2 di Melaka dulu sebelum siangnya menuju Kuala Lumpur.

Btw, motel sayang-sayang ini sudah modern loh… walaupun sedikit kecewa dengan apa yang kami alami pada saat datang tadi…. , modernnya itu mungkin lebih ke safety ya.. , karena sudah tidak ada yang bertugas setelah jam 6 sore jadi pintu motelnya sudah menggunakan security system, buka dan tutup pintu harus dilakukan oleh tamu itu sendiri dengan menggunakan touch card, jadi selain kunci kamar kami juga diberikan touch card yang dapat digunakan untuk membuka dan menutup pintu utama motel. Karena di pintu utamanya terdapat sensor yang hanya dapat di buka oleh touch card masing2 tamu yang menginap disini. Keren juga sih….

Selain itu kami perhatikan di jalan raya sudah terdapat beberapa cctv juga biasanya di pasang di tiang2 listrik.



Sabtu, 24 Januari 2015.

Pagi hari jam 7.45 waktu Malaysia kami sudah bersiap untuk jalan-jalan melihat kota Melaka dan beberapa tempat wisata yang dekat dengan area penginapan. Seperti Taman warisan dunia jonker walk, The Stadthuys (Red Church), A Famosa, Kincir air kesulthanan Melaka, river cruise, dan taming sari. Tempat2 tersebut adalah tempat pada saat pertama kali turun bis dari sentral Melaka. Jarak tempat2 tersebut sangat berdekatan sekali dan dapat ditempuh dengan jalan kaki dari penginapan kami. Di area ini juga terdapat kantor informasi untuk turis, jadi jika turis membutuhkan suatu informasi mengenai Melaka bisa datang ke kantor ini, petugasnya siap membantu.






Setelah merasa cukup berfoto-foto ria di tempat2 tersebut, jalan sedikit kearah kanan sudah terlihat menara Taming Sari. Menara ini memiliki tinggi 110 meter terdapat ruangan yang bisa ditempati pengunjung dan dapat berputar 360 derajat, jadi dapat melihat seluruh kota Melaka dari atas dengan membayar RM 20/orang. Ruangan tersebut dapat menampung kurang lebih 50-60 orang pengunjung dan dilengkapi AC. Kami ingin mencoba naik menara tersebut tetapi kami datang terlalu pagi menara tesebut mulai beroperasi jam 10 pagi. Selain itu ada juga kendaraan yang bisa membawa kita keliling Melaka dengan menggunakan mobil duck amphibi, kalau tidak salah seharga RM 40/orang bisa naik kendaraan ini, bentuk kendaraan ini seperti mobil tapi sedikit lebih besar berwarna kuning menyerupai bebek dan bisa digunakan di darat dan di laut secara langsung. 

Karena kami belum sarapan, setelah dari taming sari kami mencari makan, kami mencari nasi… di depan area taming sari menyebrang jalan lalu kami menemukan rumah makan sederhana, ketika kami masuk rumah makan ini kami yakin makanan yang disajikan disini halal, mengapa kami yakin? Karena terdapat beberapa foto orang arab, pelayannya menggunakan peci, selain itu ada tulisan terpampang “harap maaf kami rehat semasa solat jum’at, tiada urus niaga”, jelas sekali kan?. Nama rumah makannya “Warung asam pedas selera kampong”, kami makan nasi lemak 1 piring, telor ceplok 2, mi goreng, air mineral, teh hangat, lemon tea hangat dengan harga RM 9, lumayanlah….



Setelah melihat situasi dan kondisi daerah taming sari, rupanya di daerah tersebut terdapat banyak motel-motel, dan saya baru tau juga… kami menginap di jonker street sedikit terganggu karena rupanya setiap malam di jalan tersebut adalah pasar malam dan karoke umum (seperti dangdutan gitu…) lagunya lagu2 mandarin. Saran saya jika ingin ke Melaka mencari penginapan daerah taming sari adalah tempat yang ideal dan strategis. 


Setelah itu kami kembali kearah penginapan dengan berjalan kaki, dan mampir di Musium Samudra, berbentuk kapal pesiar besar berwarna coklat. Kemudian kami kembali kearah motel untuk packing2, mengisi persediaan air minum (di dapur motel tersedia dispenser) karena siang kami cek-out dan melanjutkan perjalanan kami ke Kuala Lumpur.

Jam 11.45 kami cek-out dari motel menuju sentral Melaka. Dari motel berjalan kaki ke tempat  turun bis pertama kali kami sampai di jonker street. Kami naik bis no.17 dari Red Building dengan harga RM 2/orang, rupanya bis ini mengelilingi wilayah Melaka, sekitar 30 menit kami sampai di sentral Melaka terminal bis antar bangsa.

Bis no.17 ini bis yang bagus dan rapih, system tiketnya teratur, jadi ketika naik bis siapkan uang kecil RM 2 untuk jarak jauh, RM 1.5 untuk jarak sedang, RM 1 untuk jarak dekat… yang tau hanya pa supirnya… bis ini hanya terdiri dari 1 orang supir, dekat supir terdapat kamera untuk melihat keadaan penumpang yang ada di belakang. Setelah menyiapkan uang kecil langsung berikan ke supir, supir akan mencetak langsung tiket di mesin, mesinnya seperti mesin EDC gitu… keren….

Turun dari bis no.17 lanjut mencari bis tujuan TBS Kuala Lumpur. Sarapan di taming sari tadi padi rupanya hanya bisa mengganjal perut hingga siang hari, ternyata memang waktunya perut kami minta di isi lagi… , karena mengejar waktu takutnya kemalaman sampai Kuala Lumpur akhirnya kami membeli roti 2 pcs harga RM 4.50 , setelah itu mencari bis tujuan Kuala Lumpur yang berangkat jam 1 siang, banyak bis menuju KL tetapi berangkat jam 2, jam 3, jam 4, hanya bis delima (bis berwarna merah) yang berangkat jam 1 siang, ya sudah kami memilih bis delima dengan harga tiket RM 10/orang. Menurut penjual karcis perjalanan akan di tempuh dalam 2 jam.



Jam 12.40 bis belum datang kami mengunggu sambil memakan roti yang tadi kami beli, belum habis roti kami bis sudah datang, kami langsung masuk antrian beberapa penumpang yang ingin memasuki bi situ sambil menghabiskan roti yang tinggal sisa ½ nya…. Ternyata kami di tegur oleh supirnya “makanan ga boleh masuk bis, kalau ingin di habiskan, habiskan diluar sebelum masuk bis, kalau ingin di simpan silahkan simpan di box depan” (disediakan box di depan dekat kaca untuk menyimpan semua makanan yang dibawa oleh penumpang). Dari pada di simpan di box lebih baik kami habiskan, setelah itu baru naik bis, kami dapat bangku nomor 9 dan 10. Bis delima ini bersih, bangku 2-2, jarak kursi aga longgar, bangku flexible, nyamanlah… untuk perjalanan jauh dengan harga tiket terjangkau sekitar Rp 35.000 kalau di rupiahkan.
Bis berangkat sesuai dengan waktu yang terdapat pada tiket jam 1 siang berangkat, on time sekali…. Benar2 hebat, disiplin sekali supirnya, walaupun ada beberapa bangku kosong mereka tetap berangkat tidak ada menunggu penumpang lain sampai bis penuh, saluuut….

OTW Kuala Lumpur, see you in Kuala Lumpur…………………