Pengalaman
Membuat Paspor
Saya ingin berbagi
pengalaman tentang pembuatan paspor, jujur baru kali ini merasakan sensasi
rasanya pembuatan paspor sendiri, sebelumnya uda terima jadi dari yayasan (dulu
tahun 2001 saat pergi ke tanah suci, soalnya dulu paspor Haji, he..he…he…
Pengalaman ini
sebetulnya bulan Desember lalu tahun 2014. Tepatnya tanggal 18 Desember 2014
saya sempat daftar online dan sudah ada bukti untuk pendaftaran online yang
digunakan untuk melakukan pembayaran via bank BNI.
Tetapi kenapa timbul
keraguan siang harinya untuk melangkahkan kaki menuju bank, seperti ada yang
mengganjal… seperti ada yang tertinggal ketika memasukkan data pada saat daftar
online kemarin. Karena jika terjadi kesalahan uang yang kita bayar tersebut
tidak bisa kembali atau hangus… berfikir
2x juga sih… lumayan kan kalau sampai terjadi hal demikian.
Kemudian siang itu juga
saya coba searching lagi keuntungan dan kekurangan daftar paspor online,
setelah saya dapatkan informasi yang dibutuhkan akhirnya saya memilih daftar
manual secara langsung di kantor imigrasi terdekat.
Mendengar kabar burung
dan beberapa pengalaman teman kalau daftar manual datangnya harus pagi-pagi
untuk ngantri nomor…. Ehm… sempet bingung juga sih, kenapa harus pagi?? Kantor
pemerintahan bukannya buka jam 8 biasanya… ya sudahlah saya ikut saran dari
berbagai sumber berangkat pagi.
Jum’at 19 Desember 2014
saya dan suami berangkat jam 6 pagi dari rumah menuju kantor imigrasi kelas I
Tangerang yang terletak di Jl. Taman Pahlawan /di Sebelah Masjid Pengayoman/sebelah
Pengadilan Tangerang… daerah situ deh…
Setengah jam kemudian
sampailah di kantor imigrasi langsung parkir motor. Belum sampai di pintu masuk
sudah banyak orang ternyata mereka orang-orang yang ingin bikin paspor. Wih….
Kaget juga sih liat sikonnya… katanya krismon tapi yang bikin paspor banyak
juga ya… hehehe….
Saya mengantri di belakang orang yang pakai jaket biru itu.. 2 orang setelahnya... nah, yang ada spanduk biru itu pintu masuknya... ternyata yang ngantri 1 orang itu ga cuma 1 pemohon ada yang 2 bahkan 3 pemohon.....
Untungnya tadi dari
rumah bawa termos kecil yang isinya teh manis hangat, bawa air mineral, buah
mangga yang sudah di potong2, dan sempat juga beli nasi uduk di jalan… (kaya
mau piknik ya) hehehe…. Tapi ternyata ada manfaatnya, tak sia-sia deh..
Mengingat kami belum
sarapan, kami ngantri secara bergantian, saya sarapan suami ngantri demikian
sebaliknya, karena memang kita harus berdiri sampai pintu masuk kantor tersebut
di buka. Bayangin aja ngantri dari jam 6 pagi pintunya baru buka jam 7.30 pagi…
kalo ga gantian ya kemporlah kaki… makanya ada yang sambil duduk ngedeprok
dll..
Tepat jam 7.30 pagi
pintu masuk dibuka dan antrian mulai berjalan. Oh ya kakau daftar langsung
harap sudah membawa persyaratan dengan lengkap ya biar ga bolak balik…
lumayankan kalo harus ngantri lagi… hehehe… , kami dapat nomor 67 dan 68 , ga
nyangka juga dapet nomor tinggi padahal menurut kami sudah datang pagi-pagi,
perkiraan kami dapat nomor urut 30-an lah…. Ternyata wak…wawww…. , kalau sampai
kantor imigrasi jam 8 pagi udah ga dapet nomor antrian ya…
Setelah dapat nomor
antrian kami masuk menuju loket permohonan paspor, kami diberikan informasi
dahulu sebelumnya oleh petugas tentang tata cara dan urutan pembuatan paspor.
Disela-sela menunggu
nomor antrian kami sempat mengobrol dengan pemohon paspor yang lain, ada yang
datang dari jam 5 pagi itupun dapat nomor antrian 30. Jadi kalau ingin dapat
antrian di bawah nomor 30 ya datangnya setelah sholat subuh mungkin hehe…he…he…
Untuk itu jangan heran kalau disini sering terjadi bersi tegang kalau ada yang
menyelak antrian langsung dimarahin… ( ya iyalah… ngantri dari subuh di selak
orang gimana ga keki…).
Jangan lupa menyiapkan
data data sbb :
1.
Foto copy KTP ukuran kertas A4, ga boleh
di gunting kertas sisanya.. harus full
2.
Fotocopy Kartu Keluarga
3.
Fotocopy Akte Nikah / Ijasah terakhir
4.
Foto copy Akte Kelahiran
5.
Formulir pendaftaran ( biasanya tersedia
di bagian fotocopy kantor imigrasi)
6.
Materai 6.000 = 1 buah
Data aslinya juga di
bawa ya… karena langsung di periksa keaslian datanya jadi ga hanya foto copy
nya aja…
Saat ini ada pelayanan
OSS ( One Stop Service ) jadi langsung wawancara dan foto, setelah itu baru
bayar ke BNI dan datang kembali untuk ambil paspor setelah 3 hari kerja dari
pembayaran ke bank.
Sekedar info, pihak
kantor imigrasi Tangerang hanya melayani 75 orang pemohon paspor setiap
harinya, jadi kalau yang datang kesana udah ngantri lalu ga dapat nomor antrian
jangan kecewa ya… karena hal itu sudah system computer, katanya jika kuota per
hari sudah 75 orang computer langsung mati tidak bisa melayani lagi…
Sedikit
saran untuk yang ingin membuat paspor. Kalau yang ingin
cepat2 jadi paspornya lebih baik daftar manual/langsung karena 4 hari paspor
sudah jadi. Kalau daftar online
sepertinya ini khusus untuk yang mau di pakai kira2 1 atau 2 bulan lagi ( yang
aga nyantai ga diburu2 waktu ). Jadi semua ada plus ada minusnya ya..
Penyerahan data pemohon tidak bisa diwakilkan ya… harus yang bersangkutan
(pemohon) yang datang sendiri, kecuali pada saat pengambilan paspor bisa
diwakilkan itupun harus ada surat kuasanya.
Kebetulan hari ini hari
Jum’at sepertinya waktu kerja yang pendek untuk suatu instansi pemerintahan,
kira2 jam 11.35 loket sudah ditutup untuk istirahat dan sholat Jum’at, terkahir
yang masuk data adalah nomor antrian 40, ga kebayang dong kami kebagian jam
berapa ??? no 67 dan 68… masih lama… ,
tadi sempat di info oleh bapak2 yang ada di depan kami (beliau sudah sering
ngurus paspor di tempat ini ) , nomor antrian 1-40 biasanya sebelum jam 12
sudah selesai, kalau diatas nomor 40 dapat giliran setelah jam 1 siang… wowww,
saya piker bisa2 kami kebagian jam 5 sore ….
Akhirnya kami menuju
Masjid terdekat, suami sholat Jum’at saya menunggu di teras Masjid, sambil menunggu
inilah saya gunakan untuk membuat pengalaman ini. Setelah Jum’atan selesai
giliran saya yang bertemu dengan sang pencipta untuk menunaikan sholat Dzuhur.
Setelah itu kami lanjut
dengan makan siang di area halaman masjid banyak yang jualan. Karena waktu
sudah menunjukkan jam 13.30 kami kembali ke kantor imigrasi karena jaraknya
kurang lebih 100 meter aga santailah…
Ketika sampai di loket
permohonan paspor nomor antrian sudah di angka 46 , sambil menunggu waktu kami
habiskan dengan baca majalah dan nonton tv di area ruang tunggu. Tepat jam 15.00 antrian sudah di angka 66
, tak lama nomor saya di panggil jam
15.15 , nomor antrian kami di panggil, kami masuk bersama, kami di wawancara
ditanya tujuannya kemana, disana mau ngapain, dsblah… sekalian juga pengecekan
dokumen2 asli, setelah itu baru di foto, stempel sidik jari tangan semuanya,
abru dapat surat pengantar untuk bayar pembuatan paspor di BNI.
Oh ya… sebelum masuk
dandan yang rapih, biar nanti di foto hasilnya bagus dan rapih. Kami berusaha
mengejar waktu untuk bisa sampai ke BNI sebelum teller tutup sore ini juga…
tapi ternyata kami baru selesai foto dll jam 16.10… ini berarti senin baru bisa
bayar di teller BNI, ya sudahlah… sambil sedikit kecewa ga keburu ke teller BNI
kami melangkahkan kaki menuju Mushola untuk sholat Ashar setelah itu langsung
pulang.
Setelah di pelajari
ternyata 1 orang pemohon berada di loket untuk wawancara dan foto menghabiskan
waktu kurang lebih 15-20 menit.
Seharusnya ada
perbaikan system antrian nih… masa harus subuh2 ngantri ngambil nomornya ??
jadi inget waktu daftar BPJS dulu…
Sampai di rumah saya
terus mencari cara gimana caranya supaya sabtu bisa bayar via BNI karena
mengingat kamis depan adalah tanggal 25 Desember otomatis kantor imigrasi
libur… saya ingat adik punya ATM BNI ketika di telpon dia bilang “iya ada ATM
BNI tapi ga ada dananya” , ga apa2lah… yang penting ada ATM nya kan sekarang
bisa setor tunai, singkat cerita kami sudah melakukan pembayaran via ATM BNI
dan dapat bukti truknya, nah.. ini harus di foto copy ukuran A4 untuk bukti
bayar ke kantor imigrasi saat pengambilan paspor.
Kami beranggapan hari
sabtu sudah melakukan pembayaran, berarti hari Rabu 24/12/14 paspor sudah jadi,
kami coba datang diatas jam 13.00 , setibanya di kantor imigrasi kami langsung
antri nomor antrian untuk pengambilan paspor, dapat nomor 125 dan 126 sedangkan
nomor antrian yang sedang berjalan adalah nomor 85 . Lumayan nunggu 1 jam
setelah itu nomor kami di panggil dan ternyata paspor kami sudah jadi….
Alhamdulillah…
Tujuan kami membuat
paspor adalah untu berlibur ke Kuala Lumpur dan Singapore pertengahan Januari
2015, kebetulan ada tiket promo ya sudah kami hanya memanfaatkan moment yang
ada... Sementara kami berlibur anak-anak kami titip dulu di rumah Eyangnya..
perlu loh punya waktu berduaan denga pasangan.. he..he…he… Rencana ini
sebetulnya dari dulu sudah pernah disusun dari setelah nikah, maunya sekalian
honeymoon… tapi karena kesibukan dan kami langsung diberikan kepercayaan oleh
Allah SWT, kami urungkan niat tersebut ternyata baru kesampaian sekarang… Insya
Allah…
Kami pikir anak2 sudah
besar anak I kelas 5 SD yang ke-2 kelas 1 SD sudah bisa ditinggal beberap hari
dan dititip ke kerabat dekat biar ga begitu ngerepotin. Tadinya mereka ga mau berikan ijin kami pergi
berdua saja… hari demi hari kami rayu mereka, kami sering pergi bersama2 ke
mall, renang, makan, dll akhirnya mereka diberikan pengertian dan mengijinkan…
Alhamdulillah… Sempat keluar juga celotehan mereka seperti ini : “asik Ayah
sama Bunda ga ada berarti kita ga sekolah kan ga ada yang antar…” weleh…weleh….
Pinter deh anak2ku… selain itu mereka mengajukan syarat2 seperti : uang jajan
di tambah jadi Rp xxxxx/hari (diluar kebiasaan), komukasi terus via FB/WA/BB
kalau bisa pakai video call katanya… pinterrrrr anak2ku…
Ikuti terus pengalaman
perdana kami liburan ala backpacker ke Kuala Lumpur dan Singapore. Saya mencoba
berbagi pengalaman tentang perjalanan kami nantinya yang mungkin bisa berguna
untuk temen2 yang ingin backpacker-an ke kedua Negara tersebut. Sampai ketemu
di cerita selanjutnya…
Oh ya, ini rincian
biaya kami selama pembuatan paspor :
·
Bensin motor = Rp 15.000
·
Sarapan nasi uduk = Rp 5.000
·
Makan siang 2 org = Rp 20.000
( makan bakso )
·
Parkir =
Rp 2.000
·
Materai 2 & fotocopy = Rp 10.000
·
Biaya Paspor 2 org = Rp 710.000
Ikuti liburan kami ala
backpacker ya… Insya Allah berangkat hari Rabu 21 Januari 2015.
Hai mba Selvi, gimana jalan jalannya? Seru kan? :D
BalasHapusUntuk paspor online, kurang tepat jika dikatakan untuk santai. Justru banyak plusnya dibanding minusnya. Dan jadinya juga sama kok, 4 hari kerja.
Dulu Saya bikin online, dateng malah jam 08.30 itupun baru antrian ke 30 :D
Tapi ya ga tau kenapa wawancaranya kebagean jam 14.30 >.<
Kalau di Kanim Tangerang, khusus daftar online, wawancara dan photo dilakukan jam 13.00. Jadi ya tetep sore jadinya.
Temen Saya di Tasik malah lebih cepet. Daftar online, bayar sehari sebelum datang, pas datang jam 9.30. Selesai jam 10.30 . Sejam doang :D
Jadi online lebih efisien :D