Selasa, 06 Januari 2015

Pengalaman Membuat Paspor



Pengalaman Membuat Paspor

Saya ingin berbagi pengalaman tentang pembuatan paspor, jujur baru kali ini merasakan sensasi rasanya pembuatan paspor sendiri, sebelumnya uda terima jadi dari yayasan (dulu tahun 2001 saat pergi ke tanah suci, soalnya dulu paspor Haji, he..he…he…

Pengalaman ini sebetulnya bulan Desember lalu tahun 2014. Tepatnya tanggal 18 Desember 2014 saya sempat daftar online dan sudah ada bukti untuk pendaftaran online yang digunakan untuk melakukan pembayaran via bank BNI.

Tetapi kenapa timbul keraguan siang harinya untuk melangkahkan kaki menuju bank, seperti ada yang mengganjal… seperti ada yang tertinggal ketika memasukkan data pada saat daftar online kemarin. Karena jika terjadi kesalahan uang yang kita bayar tersebut tidak bisa kembali atau hangus…  berfikir 2x juga sih… lumayan kan kalau sampai terjadi hal demikian.

Kemudian siang itu juga saya coba searching lagi keuntungan dan kekurangan daftar paspor online, setelah saya dapatkan informasi yang dibutuhkan akhirnya saya memilih daftar manual secara langsung di kantor imigrasi terdekat.

Mendengar kabar burung dan beberapa pengalaman teman kalau daftar manual datangnya harus pagi-pagi untuk ngantri nomor…. Ehm… sempet bingung juga sih, kenapa harus pagi?? Kantor pemerintahan bukannya buka jam 8 biasanya… ya sudahlah saya ikut saran dari berbagai sumber berangkat pagi.

Jum’at 19 Desember 2014 saya dan suami berangkat jam 6 pagi dari rumah menuju kantor imigrasi kelas I Tangerang yang terletak di Jl. Taman Pahlawan /di Sebelah Masjid Pengayoman/sebelah Pengadilan Tangerang… daerah situ deh…

Setengah jam kemudian sampailah di kantor imigrasi langsung parkir motor. Belum sampai di pintu masuk sudah banyak orang ternyata mereka orang-orang yang ingin bikin paspor. Wih…. Kaget juga sih liat sikonnya… katanya krismon tapi yang bikin paspor banyak juga ya… hehehe….


Saya mengantri di belakang orang yang pakai jaket biru itu.. 2 orang setelahnya... nah, yang ada spanduk biru itu pintu masuknya... ternyata yang ngantri 1 orang itu ga cuma 1 pemohon ada yang 2 bahkan 3 pemohon.....

Untungnya tadi dari rumah bawa termos kecil yang isinya teh manis hangat, bawa air mineral, buah mangga yang sudah di potong2, dan sempat juga beli nasi uduk di jalan… (kaya mau piknik ya) hehehe…. Tapi ternyata ada manfaatnya, tak sia-sia deh..

Mengingat kami belum sarapan, kami ngantri secara bergantian, saya sarapan suami ngantri demikian sebaliknya, karena memang kita harus berdiri sampai pintu masuk kantor tersebut di buka. Bayangin aja ngantri dari jam 6 pagi pintunya baru buka jam 7.30 pagi… kalo ga gantian ya kemporlah kaki… makanya ada yang sambil duduk ngedeprok dll..



Tepat jam 7.30 pagi pintu masuk dibuka dan antrian mulai berjalan. Oh ya kakau daftar langsung harap sudah membawa persyaratan dengan lengkap ya biar ga bolak balik… lumayankan kalo harus ngantri lagi… hehehe… , kami dapat nomor 67 dan 68 , ga nyangka juga dapet nomor tinggi padahal menurut kami sudah datang pagi-pagi, perkiraan kami dapat nomor urut 30-an lah…. Ternyata wak…wawww…. , kalau sampai kantor imigrasi jam 8 pagi udah ga dapet nomor antrian ya…

Setelah dapat nomor antrian kami masuk menuju loket permohonan paspor, kami diberikan informasi dahulu sebelumnya oleh petugas tentang tata cara dan urutan pembuatan paspor.

Disela-sela menunggu nomor antrian kami sempat mengobrol dengan pemohon paspor yang lain, ada yang datang dari jam 5 pagi itupun dapat nomor antrian 30. Jadi kalau ingin dapat antrian di bawah nomor 30 ya datangnya setelah sholat subuh mungkin hehe…he…he… Untuk itu jangan heran kalau disini sering terjadi bersi tegang kalau ada yang menyelak antrian langsung dimarahin… ( ya iyalah… ngantri dari subuh di selak orang gimana ga keki…).

Jangan lupa menyiapkan data data sbb :
1.      Foto copy KTP ukuran kertas A4, ga boleh di gunting kertas sisanya.. harus full
2.      Fotocopy Kartu Keluarga
3.      Fotocopy Akte Nikah / Ijasah terakhir
4.      Foto copy Akte Kelahiran
5.      Formulir pendaftaran ( biasanya tersedia di bagian fotocopy kantor imigrasi)
6.      Materai 6.000 = 1 buah

Data aslinya juga di bawa ya… karena langsung di periksa keaslian datanya jadi ga hanya foto copy nya aja…

Saat ini ada pelayanan OSS ( One Stop Service ) jadi langsung wawancara dan foto, setelah itu baru bayar ke BNI dan datang kembali untuk ambil paspor setelah 3 hari kerja dari pembayaran ke bank.
Sekedar info, pihak kantor imigrasi Tangerang hanya melayani 75 orang pemohon paspor setiap harinya, jadi kalau yang datang kesana udah ngantri lalu ga dapat nomor antrian jangan kecewa ya… karena hal itu sudah system computer, katanya jika kuota per hari sudah 75 orang computer langsung mati tidak bisa melayani lagi…


Sedikit saran untuk yang ingin membuat paspor. Kalau yang ingin cepat2 jadi paspornya lebih baik daftar manual/langsung karena 4 hari paspor sudah jadi.  Kalau daftar online sepertinya ini khusus untuk yang mau di pakai kira2 1 atau 2 bulan lagi ( yang aga nyantai ga diburu2 waktu ). Jadi semua ada plus ada minusnya ya.. Penyerahan data pemohon tidak bisa diwakilkan ya… harus yang bersangkutan (pemohon) yang datang sendiri, kecuali pada saat pengambilan paspor bisa diwakilkan itupun harus ada surat kuasanya.

Kebetulan hari ini hari Jum’at sepertinya waktu kerja yang pendek untuk suatu instansi pemerintahan, kira2 jam 11.35 loket sudah ditutup untuk istirahat dan sholat Jum’at, terkahir yang masuk data adalah nomor antrian 40, ga kebayang dong kami kebagian jam berapa ???  no 67 dan 68… masih lama… , tadi sempat di info oleh bapak2 yang ada di depan kami (beliau sudah sering ngurus paspor di tempat ini ) , nomor antrian 1-40 biasanya sebelum jam 12 sudah selesai, kalau diatas nomor 40 dapat giliran setelah jam 1 siang… wowww, saya piker bisa2 kami kebagian jam 5 sore ….

Akhirnya kami menuju Masjid terdekat, suami sholat Jum’at saya menunggu di teras Masjid, sambil menunggu inilah saya gunakan untuk membuat pengalaman ini. Setelah Jum’atan selesai giliran saya yang bertemu dengan sang pencipta untuk menunaikan sholat Dzuhur.

Setelah itu kami lanjut dengan makan siang di area halaman masjid banyak yang jualan. Karena waktu sudah menunjukkan jam 13.30 kami kembali ke kantor imigrasi karena jaraknya kurang lebih 100 meter aga santailah…

Ketika sampai di loket permohonan paspor nomor antrian sudah di angka 46 , sambil menunggu waktu kami habiskan dengan baca majalah dan nonton tv di area ruang tunggu.  Tepat jam 15.00 antrian sudah di angka 66 ,  tak lama nomor saya di panggil jam 15.15 , nomor antrian kami di panggil, kami masuk bersama, kami di wawancara ditanya tujuannya kemana, disana mau ngapain, dsblah… sekalian juga pengecekan dokumen2 asli, setelah itu baru di foto, stempel sidik jari tangan semuanya, abru dapat surat pengantar untuk bayar pembuatan paspor di BNI.

Oh ya… sebelum masuk dandan yang rapih, biar nanti di foto hasilnya bagus dan rapih. Kami berusaha mengejar waktu untuk bisa sampai ke BNI sebelum teller tutup sore ini juga… tapi ternyata kami baru selesai foto dll jam 16.10… ini berarti senin baru bisa bayar di teller BNI, ya sudahlah… sambil sedikit kecewa ga keburu ke teller BNI kami melangkahkan kaki menuju Mushola untuk sholat Ashar setelah itu langsung pulang.

Setelah di pelajari ternyata 1 orang pemohon berada di loket untuk wawancara dan foto menghabiskan waktu kurang lebih 15-20 menit.

Seharusnya ada perbaikan system antrian nih… masa harus subuh2 ngantri ngambil nomornya ?? jadi inget waktu daftar BPJS dulu…

Sampai di rumah saya terus mencari cara gimana caranya supaya sabtu bisa bayar via BNI karena mengingat kamis depan adalah tanggal 25 Desember otomatis kantor imigrasi libur… saya ingat adik punya ATM BNI ketika di telpon dia bilang “iya ada ATM BNI tapi ga ada dananya” , ga apa2lah… yang penting ada ATM nya kan sekarang bisa setor tunai, singkat cerita kami sudah melakukan pembayaran via ATM BNI dan dapat bukti truknya, nah.. ini harus di foto copy ukuran A4 untuk bukti bayar ke kantor imigrasi saat pengambilan paspor.





Kami beranggapan hari sabtu sudah melakukan pembayaran, berarti hari Rabu 24/12/14 paspor sudah jadi, kami coba datang diatas jam 13.00 , setibanya di kantor imigrasi kami langsung antri nomor antrian untuk pengambilan paspor, dapat nomor 125 dan 126 sedangkan nomor antrian yang sedang berjalan adalah nomor 85 . Lumayan nunggu 1 jam setelah itu nomor kami di panggil dan ternyata paspor kami sudah jadi…. Alhamdulillah…



Tujuan kami membuat paspor adalah untu berlibur ke Kuala Lumpur dan Singapore pertengahan Januari 2015, kebetulan ada tiket promo ya sudah kami hanya memanfaatkan moment yang ada... Sementara kami berlibur anak-anak kami titip dulu di rumah Eyangnya.. perlu loh punya waktu berduaan denga pasangan.. he..he…he… Rencana ini sebetulnya dari dulu sudah pernah disusun dari setelah nikah, maunya sekalian honeymoon… tapi karena kesibukan dan kami langsung diberikan kepercayaan oleh Allah SWT, kami urungkan niat tersebut ternyata baru kesampaian sekarang… Insya Allah…

Kami pikir anak2 sudah besar anak I kelas 5 SD yang ke-2 kelas 1 SD sudah bisa ditinggal beberap hari dan dititip ke kerabat dekat biar ga begitu ngerepotin.  Tadinya mereka ga mau berikan ijin kami pergi berdua saja… hari demi hari kami rayu mereka, kami sering pergi bersama2 ke mall, renang, makan, dll akhirnya mereka diberikan pengertian dan mengijinkan… Alhamdulillah… Sempat keluar juga celotehan mereka seperti ini : “asik Ayah sama Bunda ga ada berarti kita ga sekolah kan ga ada yang antar…” weleh…weleh…. Pinter deh anak2ku… selain itu mereka mengajukan syarat2 seperti : uang jajan di tambah jadi Rp xxxxx/hari (diluar kebiasaan), komukasi terus via FB/WA/BB kalau bisa pakai video call katanya… pinterrrrr anak2ku…

Ikuti terus pengalaman perdana kami liburan ala backpacker ke Kuala Lumpur dan Singapore. Saya mencoba berbagi pengalaman tentang perjalanan kami nantinya yang mungkin bisa berguna untuk temen2 yang ingin backpacker-an ke kedua Negara tersebut. Sampai ketemu di cerita selanjutnya…

Oh ya, ini rincian biaya kami selama pembuatan paspor :
·         Bensin motor                           =          Rp    15.000
·         Sarapan nasi uduk                   =          Rp      5.000
·         Makan siang 2 org                   =          Rp    20.000  ( makan bakso )
·         Parkir                                       =          Rp      2.000
·         Materai 2 & fotocopy             =          Rp    10.000
·         Biaya Paspor 2 org                  =          Rp  710.000

Ikuti liburan kami ala backpacker ya… Insya Allah berangkat hari Rabu 21 Januari 2015.



1 komentar:

  1. Hai mba Selvi, gimana jalan jalannya? Seru kan? :D

    Untuk paspor online, kurang tepat jika dikatakan untuk santai. Justru banyak plusnya dibanding minusnya. Dan jadinya juga sama kok, 4 hari kerja.

    Dulu Saya bikin online, dateng malah jam 08.30 itupun baru antrian ke 30 :D

    Tapi ya ga tau kenapa wawancaranya kebagean jam 14.30 >.<

    Kalau di Kanim Tangerang, khusus daftar online, wawancara dan photo dilakukan jam 13.00. Jadi ya tetep sore jadinya.

    Temen Saya di Tasik malah lebih cepet. Daftar online, bayar sehari sebelum datang, pas datang jam 9.30. Selesai jam 10.30 . Sejam doang :D

    Jadi online lebih efisien :D

    BalasHapus