Selasa, 24 Maret 2015

Panduan Wisata SIN - Melaka via bis ala Backpacker




Terminal Larkin – Melaka

Jum’at, 23 Januari 2015.

Melanjutkan wisata Singapore. Terminal Larkin ini sudah masuk Malaysia ya.. Sesampainya di terminal Larkin sekitar jam 2 siang, bis dari Singapore tadi langsung masuk terminal dan semua penumpang turun membawa barang2 bawaannya.   

Di terminal ini banyak sekali calo2 bis, hati2 saja karena mereka akan merayu dan memojokkan kita untuk beli tiket dari mereka. Jika mereka bertanya “mau kemana?” jawab saja “ke Melaka”, mereka bertanya lagi “tiket sudah ada?” jawab saja “sudah ada, kami mau makan/sholat dulu” (cari alasan supaya mereka tidak membuntuti kita terus). Jika kita sudah menjawab dengan sendirinya mereka akan menjauh dan berhenti mengikuti, tapi jika kita diam saja atau hanya geleng2 kepala mereka akan terus mengikuti.

Setelah itu kami merasa lapar, kami mencari warung makan. Disini baru kami bisa menemukan makan enak dan makan sempurna (bukan fast food). Karena ketika di Singapore kami makan KFC/MacD, Burger king, yang lain sepertinya meragukan (halal/tidaknya).

Di terminal Larkin kami makan nasi campur (sayuran acar bumbu kuning wortel buncis kembang kol, kerang balado) nasi goreng ayam, teh tarik, kelapa muda, dengan harga RM 23.80 , btw kerang nya itu besar2… 1 lagi nih, di Malaysia jika ingin memesan minuman es teh bilangnya “ice tea o” , kalau bilangnya Cuma es teh nanti di kasihnya teh tarik. 



Setelah makan kami sholat di Mushola lantai 3, kemudian baru mencari tiket bis tujuan Melaka. Btw, toilet disini bayar juga sekitar RM 0.3 (3 cent). Berdasarkan referensi dari terminal ini naik bis causeway link, ketika sampai counter tiket jadwal berangkatnya jam 3.30 terlalu lama kami menunggu. Akhirnya kami mencari bis yang sudah siap untuk berangkat atau setidaknya kami tidak lama menunggu, kebetulan ada bis City Express harga RM 20.90/orang ya sudah kami naik bis tersebut, sekitar 10 menit menunggu akhirnya bis datang. City Express ini bisnya bagus, desainnya modern, di dalamnya bangku 2-1, jarak antar kursi leluasa bisa untuk selonjoran, nyaman sekali kami naik bis ini untuk menuju Melaka.



Sekitar jam 3.45 bis mulai melaju dari arah terminal Larkin menuju Melaka dan perjalanan akan di tempuh sekitar 3 jam jika lancer. Pemandangan dari Larkin menuju Melaka tidak jauh berbeda dengan pemandangan dari airport Kuala Lumpur ke KL Sentral  jalan tol yang diapit oleh perkebunan sawit. Supir bis melaju tidak terlalu ngebut sekitar 70-80 km/jam, bawa kami dengan aman sampai Melaka ya pa supir….

Setelah keluar jalan tol Melaka, memasuki kota Melaka mulai terlihat perumahan2 penduduk, tadi juga sempat melihat lapangan udara. Perjalanan dari keluar tol Melaka macet sekali padat merayap. 

Sekitar jam 7 malam akhirnya bis yang kami naiki berhenti di terminal, namanya Terminal Sentral Melaka, semua penumpang turun. Ketika turun dari bis sudah banyak supir2 taxi mendatangi kami bertanya “mau kemana?” saya menjawab Jonker Street, mereka member harga RM 20, saya tidak mau… lebih baik saya naik bis/angkutan umum lagi menuju tujuan yang di maksud. Kami masuk ke dalam terminal mencari bis tujuan Jonker Street, Tanya saja kepada petugas yang ada atau lihat saja arah/petunjuk yang ada di terminal, cari tempat pemberangkatan domestic (dari trun bis tadi aga ke kanan sedikit) cari bis no.17 , ketika bis datang wah….. berebutan sekali… bis penuh ada yang berdiri…. Kalau nunggu bis setelah ini pasti tambah malam sampai sana… mau tidak mau walaupun penuh kami naik bis yang baru datang ini. Rupanya banyak “bule” juga di bis ini. Sebelum  naik sediakan uang kecil untuk membayar bis, karena bayar dulu ke supir setelah itu boleh masuk ke dalam bis. Tariff bis RM 1.50/orang. Setelah bis penuuuh sesak baru bis melaju ke arah Jonker street.

tiket bis Melaka Sentral-Jonker Street ( RM 1.50 ) , tiket bis Jonker Street-Melaka Sentral ( RM 2.00 , pulangnya menuju Kuala Lumpur ).




Perjalanan sekitar 15 menit kami sampai di area Jonker Street dan turun di Red Church. Sempat bingung kemana arah kami selanjutnya??? Mana sudah sedikit gelap… kami maju beberapa langkah dari turun bis ternyata di sebrang jalan ada jembatan terlihat tulisan Jonker Street, tak salah lagi… kami harus masuk ke daerah itu karena penginapan kami di jonker street area. Langsung kami berjalan menuju arah tersebut, menyebrang melewati jembatan, ternyata jonker street itu seperti pasar malam ramai sekali banyak yang berjualan makanan dan minuman serta pernak pernik. Kami jalan terus menelusuri para pedagang dan tengok kanan kiri mencari penginapan kami.

Jonker Street ini rupanya panjang sekali… sambil membeli minuman kami mencoba bertanya kepada pedagang tentang keberadaan penginapan yang sedang kami cari. Nama motel yang sudah kami booking adalah Motel Sayang-sayang (pilihan kamar queen bed with private bathroom)  Setelah saya bertanya mereka bilang “disini banyak nama motel sayang-sayang, ada 3, yang kalian cari alamatnya dimana?” saya langsung berikan alamat lengkap kepada mereka, mereka langsung menghubungi motel yang di maksud dengan bahasa mereka.. saya kurang mengerti percakapan mereka, setelah itu mereka mengatakan “tidak jauh dari sini masih lurus adanya di sebelah kiri jalan” tapi mereka berinisiatif untuk mengantar kami hingga sampai ke motel yang di maksud.

Memang tak sampai 5 menit berjalan kaki kami sampai di motel yang di maksud. Tetapi di pintu masuk motel terdapat tulisan “cek in jam 2-5, after 6pm no receptionist on duty”. Waduh….. sementara kami sampai tempat itu jam 8 malam. Mereka yang mengantar kami menelpon lagi ke nomor telpon yang terdapat di alamat tadi dan memberitahu bahwa tamu sudah sampai motel tetapi pintu di kunci. Penanggung jawab motel bilang “memang tidak ada yang bertugas setelah jam 6 sore, di tunggu saja nanti ada yang datang membuka pintu”. Setelah mereka mengantar kami mereka langsung kembali ke warung mereka. Saya bilang “terima kasih ma’ci… sudah membantu, saya ganti pulsa telpon ya..” , mereka bilang “tidak usah, kami senang membantu”, ya sudah…. Alhamdulillah masih ada orang baik yang menolong kami lagi.

Kami sudah membayangkan setelah perjalanan jauh ini sampai di penginapan langsung istirahat tetapi kenyataannya ???? ,  Lumayan lama kami menunggu sekitar ½ jam orang yang kami tunggu baru datang, kami langsung cek in, jam 8.45pm baru bisa masuk kamar. Kami istirahat sebentar jam 9.30pm kami keluar untuk mencari makan karena perut terasa lapar. 

Oiya, kami cek in disini kami tidak di minta uang pembayaran, karena pembayaran kami menggunakan kartu kredit dengan harga RM 77.40 melalui internet pada saat booking motel dari rumah, kami hanya diminta membayar service sebesar RM 2 kalau tidak salah. Fasilitas yang kami dapat kamarnya queen bed, handuk, kamar mandi di dalam, AC. 

Rupanya mencari makanan di area ini sedikit mengalami kesulitan, sepertinya makanannya meragukan (dari segi halal/tidak), kami menelusuri jalan jonker street sampai kami menemukan kantor panduan turis, saya bertanya “cari makanan yang halal disini dimana?” petugasnya bilang “di restoran …..” maaf saya lupa namanya, pokoknya yang ada nama “nyonya” gitu… kami langsung mencari resto yang di maksud, kami sempat melihat resto yang bertuliskan “nyoya” tetapi sudah tutup. Memang sudah malam juga sih… sekitar jam 11 malam, para pedagang tutup toko jam 11.30 malam. Terpaksa kami mencari makanan lain tetapi tidak ada yang sreggg…. Sampai akhirnya kami menemukan “es cendol duren” dan “coconut shake” ga ada salahnya di coba. 

Es cendol duren isinya cendol (tapi kurus2..), kacang merah, jagung manis, 2 biji duren, es serut dan gula merah cair dengan harga RM 6/mangkok, karena toko ini sudah mau tutup jadi kami bungkus es cendol duren nya.  Coconut shake adalah kelapa muda yang di sajikan dengan batok kelapa yang di kupas (tinggal batok kelapanya aja, seperti kelapa muda) harga RM4. Kedua minuman ini sepertinya enak…….. untuk makanan kami tidak membeli, sesampainya di kamar kami langsung menikmati kedua minuman itu, dan….. enaaakkkknya maknyossss, untungnya masih ada roti selai stawberi 4 pcs dan telor rebus 2 buah yang di dapat dari sarapan tadi pagi di hotel Singapore yang tidak habis dan kami bawa, itulah makan malam kami….

Setelah makan kami istirahat dan tidur karena sudah jam 1.40 pagi waktu Malaysia, karena besok pagi kami ingin jalan2 di Melaka dulu sebelum siangnya menuju Kuala Lumpur.

Btw, motel sayang-sayang ini sudah modern loh… walaupun sedikit kecewa dengan apa yang kami alami pada saat datang tadi…. , modernnya itu mungkin lebih ke safety ya.. , karena sudah tidak ada yang bertugas setelah jam 6 sore jadi pintu motelnya sudah menggunakan security system, buka dan tutup pintu harus dilakukan oleh tamu itu sendiri dengan menggunakan touch card, jadi selain kunci kamar kami juga diberikan touch card yang dapat digunakan untuk membuka dan menutup pintu utama motel. Karena di pintu utamanya terdapat sensor yang hanya dapat di buka oleh touch card masing2 tamu yang menginap disini. Keren juga sih….

Selain itu kami perhatikan di jalan raya sudah terdapat beberapa cctv juga biasanya di pasang di tiang2 listrik.



Sabtu, 24 Januari 2015.

Pagi hari jam 7.45 waktu Malaysia kami sudah bersiap untuk jalan-jalan melihat kota Melaka dan beberapa tempat wisata yang dekat dengan area penginapan. Seperti Taman warisan dunia jonker walk, The Stadthuys (Red Church), A Famosa, Kincir air kesulthanan Melaka, river cruise, dan taming sari. Tempat2 tersebut adalah tempat pada saat pertama kali turun bis dari sentral Melaka. Jarak tempat2 tersebut sangat berdekatan sekali dan dapat ditempuh dengan jalan kaki dari penginapan kami. Di area ini juga terdapat kantor informasi untuk turis, jadi jika turis membutuhkan suatu informasi mengenai Melaka bisa datang ke kantor ini, petugasnya siap membantu.






Setelah merasa cukup berfoto-foto ria di tempat2 tersebut, jalan sedikit kearah kanan sudah terlihat menara Taming Sari. Menara ini memiliki tinggi 110 meter terdapat ruangan yang bisa ditempati pengunjung dan dapat berputar 360 derajat, jadi dapat melihat seluruh kota Melaka dari atas dengan membayar RM 20/orang. Ruangan tersebut dapat menampung kurang lebih 50-60 orang pengunjung dan dilengkapi AC. Kami ingin mencoba naik menara tersebut tetapi kami datang terlalu pagi menara tesebut mulai beroperasi jam 10 pagi. Selain itu ada juga kendaraan yang bisa membawa kita keliling Melaka dengan menggunakan mobil duck amphibi, kalau tidak salah seharga RM 40/orang bisa naik kendaraan ini, bentuk kendaraan ini seperti mobil tapi sedikit lebih besar berwarna kuning menyerupai bebek dan bisa digunakan di darat dan di laut secara langsung. 

Karena kami belum sarapan, setelah dari taming sari kami mencari makan, kami mencari nasi… di depan area taming sari menyebrang jalan lalu kami menemukan rumah makan sederhana, ketika kami masuk rumah makan ini kami yakin makanan yang disajikan disini halal, mengapa kami yakin? Karena terdapat beberapa foto orang arab, pelayannya menggunakan peci, selain itu ada tulisan terpampang “harap maaf kami rehat semasa solat jum’at, tiada urus niaga”, jelas sekali kan?. Nama rumah makannya “Warung asam pedas selera kampong”, kami makan nasi lemak 1 piring, telor ceplok 2, mi goreng, air mineral, teh hangat, lemon tea hangat dengan harga RM 9, lumayanlah….



Setelah melihat situasi dan kondisi daerah taming sari, rupanya di daerah tersebut terdapat banyak motel-motel, dan saya baru tau juga… kami menginap di jonker street sedikit terganggu karena rupanya setiap malam di jalan tersebut adalah pasar malam dan karoke umum (seperti dangdutan gitu…) lagunya lagu2 mandarin. Saran saya jika ingin ke Melaka mencari penginapan daerah taming sari adalah tempat yang ideal dan strategis. 


Setelah itu kami kembali kearah penginapan dengan berjalan kaki, dan mampir di Musium Samudra, berbentuk kapal pesiar besar berwarna coklat. Kemudian kami kembali kearah motel untuk packing2, mengisi persediaan air minum (di dapur motel tersedia dispenser) karena siang kami cek-out dan melanjutkan perjalanan kami ke Kuala Lumpur.

Jam 11.45 kami cek-out dari motel menuju sentral Melaka. Dari motel berjalan kaki ke tempat  turun bis pertama kali kami sampai di jonker street. Kami naik bis no.17 dari Red Building dengan harga RM 2/orang, rupanya bis ini mengelilingi wilayah Melaka, sekitar 30 menit kami sampai di sentral Melaka terminal bis antar bangsa.

Bis no.17 ini bis yang bagus dan rapih, system tiketnya teratur, jadi ketika naik bis siapkan uang kecil RM 2 untuk jarak jauh, RM 1.5 untuk jarak sedang, RM 1 untuk jarak dekat… yang tau hanya pa supirnya… bis ini hanya terdiri dari 1 orang supir, dekat supir terdapat kamera untuk melihat keadaan penumpang yang ada di belakang. Setelah menyiapkan uang kecil langsung berikan ke supir, supir akan mencetak langsung tiket di mesin, mesinnya seperti mesin EDC gitu… keren….

Turun dari bis no.17 lanjut mencari bis tujuan TBS Kuala Lumpur. Sarapan di taming sari tadi padi rupanya hanya bisa mengganjal perut hingga siang hari, ternyata memang waktunya perut kami minta di isi lagi… , karena mengejar waktu takutnya kemalaman sampai Kuala Lumpur akhirnya kami membeli roti 2 pcs harga RM 4.50 , setelah itu mencari bis tujuan Kuala Lumpur yang berangkat jam 1 siang, banyak bis menuju KL tetapi berangkat jam 2, jam 3, jam 4, hanya bis delima (bis berwarna merah) yang berangkat jam 1 siang, ya sudah kami memilih bis delima dengan harga tiket RM 10/orang. Menurut penjual karcis perjalanan akan di tempuh dalam 2 jam.



Jam 12.40 bis belum datang kami mengunggu sambil memakan roti yang tadi kami beli, belum habis roti kami bis sudah datang, kami langsung masuk antrian beberapa penumpang yang ingin memasuki bi situ sambil menghabiskan roti yang tinggal sisa ½ nya…. Ternyata kami di tegur oleh supirnya “makanan ga boleh masuk bis, kalau ingin di habiskan, habiskan diluar sebelum masuk bis, kalau ingin di simpan silahkan simpan di box depan” (disediakan box di depan dekat kaca untuk menyimpan semua makanan yang dibawa oleh penumpang). Dari pada di simpan di box lebih baik kami habiskan, setelah itu baru naik bis, kami dapat bangku nomor 9 dan 10. Bis delima ini bersih, bangku 2-2, jarak kursi aga longgar, bangku flexible, nyamanlah… untuk perjalanan jauh dengan harga tiket terjangkau sekitar Rp 35.000 kalau di rupiahkan.
Bis berangkat sesuai dengan waktu yang terdapat pada tiket jam 1 siang berangkat, on time sekali…. Benar2 hebat, disiplin sekali supirnya, walaupun ada beberapa bangku kosong mereka tetap berangkat tidak ada menunggu penumpang lain sampai bis penuh, saluuut….

OTW Kuala Lumpur, see you in Kuala Lumpur…………………



Tidak ada komentar:

Posting Komentar